Kualitas Udara Korsel Memburuk Akibat Campuran Debu Halus dan Debu Kuning
Foto: Yonhap News Agency
안녕하세여, 친구들 (Annyeonghaseyo, chingudeul)...
Kualitas udara di Korea Selatan dilaporkan memburuk pada Selasa (25/3/2025) akibat kombinasi debu halus (fine dust) dan debu kuning (yellow dust) yang menyelimuti sebagian besar wilayah negara tersebut.
Berdasarkan data dari otoritas setempat, tingkat debu ultra halus di wilayah metropolitan Seoul telah mencapai kategori “sangat buruk” sejak pukul 08.00 pagi waktu setempat. Sementara itu, wilayah lain seperti Pulau Jeju juga mengalami kondisi “buruk”.
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
Hampir seluruh wilayah Korea mencatat tingkat debu halus yang tinggi, kecuali Provinsi Jeolla Selatan dan Gyeongsang Selatan yang masih berada pada level “normal”.
Badan Meteorologi Korea (KMA) menjelaskan bahwa debu kuning yang memperparah kondisi udara berasal dari Dataran Mongolia Dalam dan Gurun Gobi. "Debu tersebut terbawa angin melewati Semenanjung Korea sejak akhir pekan dan kini bergerak ke arah tenggara," ujar KMA dalam pernyataannya dikutip laman Korea Herlad, Selasa.
“Sebagian dari debu tersebut telah turun ke permukaan tanah akibat pengaruh arus udara, sehingga meningkatkan konsentrasi debu halus di beberapa wilayah,” tambahnya.
Kondisi cuaca juga menunjukkan tren lebih hangat dari biasanya. Suhu pagi hari tercatat antara 3 hingga 11 derajat Celsius, dengan Seoul mencatat suhu terendah 10,9°C, lebih tinggi dari rata-rata suhu untuk periode ini.
Meningkatnya level polusi udara membuat otoritas menyerukan masyarakat untuk membatasi aktivitas luar ruangan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit pernapasan. Penggunaan masker anti-polusi dan pemantauan kualitas udara secara berkala juga sangat dianjurkan.
