Sejarah Sistem Alfabet Bahasa Korea Hangul dan Peran Serta Raja Sejong

Sejarah  
Raja Sejong Yang Agung dari Dinasi Joseon, Korea Selatan. (Wikipedia.org)
Raja Sejong Yang Agung dari Dinasi Joseon, Korea Selatan. (Wikipedia.org)

Annyeong haseyo, chingudeul!

Sudah lama tak jumpa dan membahas masalah bahasa Korea. Pada kesempatan kali ini, Republika akan meceritakan sekilas tentang sejarah bahasa Korea. Pengetahuan ini diharapkan bisa menjadi ilmu baru untuk teman-teman yang sedang mempelajari bahasa Korea Selatan.

Jika kita ingin mempelajari bahasa Korea, maka jangan lupakan sistem alfabetnya yang bernama hangeul atau hangul (한글). Ahn Kyung Hwa dkk dalam Bahasa Korea Terpadu untuk Orang Indonesia mengungkapkan, hangeul/hangul merupakan sistem alfabet dari bahasa Korea. Bahasa Korea sendiri tidak hanya digunakan di Korea Selatan, tapi juga Korea Utara dan beberapa keturunan Korea di sejumlah negara.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Menurut Ahn Kyung Hwa dkk, hangul diciptakan pada zaman Chosun/Joseon sekitar 1443 oleh Raja Sejong dan beberapa ilmuwan saat itu. Raja Sejong sendiri acap disebut sebagai Raja Sejong Yang Agung. Dia merupakan raja keempat dari Dinasti Joseon yang memerintah Korea kala itu.

Sebelum Hangeul diciptakan, rakyat Korea menggunakan huruf karakter Cina dalam kehidupan sehari-hari. Namun huruf karakter Cina jumlahnya sangat banyak, rumit dan sulit dipelajari oleh rakyat Korea. “Seringkali rakyat jelata Korea menghadapi kesulitan untuk menggunakannya,” kata Ahn Kyung Hwa dkk dalam Bahasa Korea Terpadu untuk Orang Indonesia.

Melihat situasi tersebut, Raja Sejong pun merasa kasihan kepada rakyatnya. Dia dan sejumlah ilmuwan di masanya membuat sistem alfabet Korea yang sesuai untuk melambangkan bunyi Korea dan mudah dipelajari.

Kini sistem alfabet tersebut dengan sebutan hangeul atau hangull. “Saat hangul diciptakan, hangeul disebut humonminjeongeum (훈민정음), yang berarti ‘bunyi tepat untuk mengajari rakyat’,” ungkapnya.

Hangul sendiri terdiri atas bunyi konsonan dan vokal. Saat pertama kali dibuat, hangul memiliki 17 bunyi konsonan dan 11 bunyi vokal. Namun saat ini, hangul modern mempunyai 19 bunyi konsonan dan 21 bunyi vokal.

Bunyi vokal di sistem hangul terdiri atas vokal dasar dan vokal perluasan. Untuk vokal dasar, sistem hangul tercatat memiliki 10 bunyi. Bunyi-bunyi tersebut antara lain vokal dasardengan pelafalan (a), (ya), (eo), (yeo), (o),ㅛ (yo), (u), (yu), (eu) dan (i).

Sementara itu, vokal perluasan atau vokal yang terbentuk dari gabungan vokal dasar pada sistem hangul terdiri atas 11 bunyi. Bunyi-bunyi tersebut, yakni dengan pelafalan (ae), (yae), (e), (ye), (wa) dan (wae). Selajutnya, bunyi dengan pelafalan (oe), (wo), (we), (wi) dan (eui).

Serupa dengan vokal, bunyi konsonan hangul terdiri atas 14 konsonan dasar dan lima konsonan ganda. Lebih rincinya, konsonan dasar berupa bunyi dengan pelafalan (g/k), (n), (d), (r/l), (m), (b/p) dan (s). Kemudian terdapat bunyi (j/c), (ch), (kh), (th), (ph), (h) danㅇ (ŋ/ng).

Adapun untuk lima konsonan ganda, yakni bunyi dengan pelafalan (kk) dan (tt). Selanjutnya, juga terdapat bunyi (pp), (ss) dan (jj).

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image