Meski Global, Chart Musik Korea Masih Penting untuk Masa Depan K-Pop

안녕하세여, 친구들 (Annyeonghaseyo, chingudeul)...
Seiring dominasi K-pop di pasar global, banyak agensi kini lebih fokus menembus tangga lagu internasional seperti Billboard dan Spotify. Namun, pakar industri menekankan bahwa chart musik domestik Korea, seperti Melon, Genie, Bugs, dan FLO, masih memegang peran penting dalam menjaga momentum kesuksesan global K-pop.
Fenomena ini mulai bergeser sejak BTS membuka jalan untuk artis K-pop menembus pasar musik Amerika Serikat. Fans pun mulai beralih ke platform global demi mendongkrak posisi idola mereka di tangga lagu luar negeri yang lebih bergengsi secara internasional.
“Sekarang, kesuksesan idol K-pop lebih sering diukur dari kinerja mereka di chart luar negeri, sehingga perhatian terhadap peringkat domestik makin menurun,” ujar seorang perwakilan agensi K-pop besar, mengutip laman Korea Herlad, Selasa (15/4/2025). Ia juga mencatat bahwa demografi pengguna platform musik Korea kini didominasi kalangan usia yang lebih tua.
Meski begitu, lagu-lagu lokal masih mendominasi chart. Per Rabu (16/4), lagu “Too Bad” milik G-Dragon berada di posisi teratas Melon, disusul Jo Jazz dan Hwang Garam. Meski tidak terlalu dikenal secara global, lagu-lagu ini populer di pasar domestik.
Kritikus musik Lim Hee-yun menjelaskan, perubahan ini terjadi karena fandom K-pop di Korea mulai berkurang intensitasnya. “Dulu ada sistem ‘total attack’, yaitu streaming dan pembelian massal oleh fans untuk menaikkan peringkat idol mereka. Sekarang, banyak pendengar muda pindah ke YouTube, Spotify, atau TikTok,” katanya.
Kakao Entertainment selaku operator Melon mencatat pergeseran tren ini turut memengaruhi perilisan musik idol K-pop. Kini, banyak lagu baru dirancang agar lebih “global”, dan jadwal promosi lebih banyak difokuskan ke luar negeri.
Namun, bagi artis pendatang baru dan grup menengah, chart lokal tetap krusial.
“Rumah K-pop itu Korea. Tren tetap dimulai dari sini, dan Melon adalah panggung utamanya,” ujar sumber dari label besar K-pop.
Lim pun mengingatkan bahwa mengejar pasar global terlalu cepat tanpa fondasi kuat di dalam negeri bisa jadi bumerang. “Kecuali Anda setingkat Jungkook BTS atau BLACKPINK, strategi ini jarang berhasil. Di luar negeri, K-pop masih dianggap subkultur, belum benar-benar masuk arus utama.”
Dalam konteks ini, performa di chart lokal masih dianggap sebagai indikator awal kesuksesan — terutama untuk grup tanpa basis penggemar yang kuat.
“Bahkan di perusahaan besar, hanya artis top yang bisa konsisten masuk chart. Bagi pendatang baru, visibilitas awal sangat penting,” kata Lim.
Ia juga menambahkan bahwa di tengah pasar global yang makin matang, identitas Korea justru menjadi kunci pembeda. “Pasar global sudah punya banyak artis lokal. Agar menonjol, K-pop harus hadirkan warna Korea yang khas, bukan justru larut dalam arus.”
